TRIMAKASIH SEKALI BAGI YANG SUDAH BERKUNJUNG KE BLOG SAYA INI,DAN MOHON MA'AF SEKALI KARENA ADA SEBAGIAN ARTIKEL YANG SAYA BACA DARI BERBAGAI SUMBER SAYA COPAS DI BLOG SAYA INI,DAN BUKAN MAKSUD SAYA UNTUK MEMBAJAK ARTIKEL-ARTIKET DARI PARA NARA SUMBER...SAYA HANYA INGIN MENYIMPAN NYA UNTUK TUJUAN BELAJAR&KEBAIKAN..

Selasa, 21 Februari 2012

KEBUDAYA'AN CILACAP......

DARI sekian banyak kesenian yang ada di Karesidenan Banyumas, Sedekah laut adalah satu-satunya kesenian yang bermuara dari ciri khas kehidupan masyarakat nelayan Cilacap di pesisir selatan pulau jawa yang mampu menyerap ribuan wisatawan. Selain merupakan manifestasi dari rasa syukur terhadap Tuhan Yang Maha Esa, sedekah laut yang dilaksanakan di Srandil Kecamatan Adipala Kabupaten Cilacap sangat bernuansa mistis karena selalu menghadirkan sosok punakawan dari cerita pewayangan, Ki Semar.

 Dalam ritual tradisi yang telah turun-temurun beregenerasi, sedekah laut hanya diadakan sekali dalam setahun tepatnya pada tanggal 1 Syuro 1941 atau 1 Muharam 1429 Hijriyah yang notabene merupakan tahun baru Islam. Seluruh rangkaian acara berlangsung selama tiga hari mulai dengan penanaman kepala kambing di salah satu pohon tertua yang ada di bukit Srandil hingga ritual puncaknya yaitu pelarungan berbagai macam sesaji ke tengah lautan yang dipimpin oleh Ketua Paguyuban Cahya Utama, Sarwo Dadi Ngudiyono.

Para tamu yang hadir bukan hanya dari daerah Cilacap saja. Dari pengamatan Jurnal Nasional, sedikitnya 800 anggota Cahya Buwana turut serta dalam ritual tersebut datang dari daerah lain seperti Kudus, Malang, Jakarta, Kalimantan dan propinsi lainnya. Bahkan sejumlah tamu asal Suriname, Singapura dan Negara lain tampak mengikuti kesakralan ritual ini.


Prosesi dimulai dari upacara dan ritual pemberangkatan menuju Mandala Giri untuk menanam kepala kambing sebagai symbol rasa syukur atas segala kemurahan yang kuasa akan bumi dengan segala isinya

 Ritual dilanjutkan dengan prosesi rawuhan di Gunung Srandil. Dalam prosesi inilah tokoh Semar dihadirkan melalui tubuh Ki Sarwo Dadi Ngudiyono sebagai media trans (kesurupan). Pada kesempatan ini, Ki Semar hadir untuk memberikan bimbingan kepada manusia agar lebih mendekatkan diri kepada Tuhan dalam menjalani kehidupan di tahun 2008 ini.

Selain itu, Ki Semar memberikan prediksi tentang tahun 2008 yang konon disebut sebagai tahun Kalabendhu atau jaman edan. Dalam ramalannnya, disebutkan akan ada dua tokoh besar Indonesia yang akan meninggal. Namun sayangnya, Ki Semar tidak menyebutkan siapa tokoh yang akan meninggal tersebut.

“Para penguasa seperti banteng ketaton, nasib rakyat kecil semakin dibuat menderita. Jabatan bukan lagi sebagai amanah tapi akan menjadi senjata pamungkas untuk meraup keuntungan dan ajang perebutan. Papan, sandang dan pangan, menjadi hal yang utama, tragisnya para pembesar saling berebut kekuasaan dengan cara apapun sehingga nyawa menjadi tak lagi berharga,” tutur Ki Semar dengan dialek khasnya saat merasuki Sarwo.

 Hingga pagi harinya, Gunung Srandil yang hanya berbentuk bukit karang ini mulai dipadati oleh pengunjung yang antusias untuk melihat seluruh rangkaian sedekahan ataupun bagi mereka yang ingin mengambil air laut saat sedekah berlangsung karena dipercaya mampu menolak bermacam wabah dan kesialan.

  Dari keterangan Ki Sarwo Dadi Ngudiyono, sedekah laut yang dilakukan anggota Cahya Buwana tetap menganut keyakinan akan adanya Tuhan, seperti tema tahun ini. Intinya lebih pada nilai budaya, dengan dipicu karena sejarah bangsa yang telah tergores dari berbagai penyakit bangsa dan bencana alam.
 
“Kita tidak bisa memungkiri betapa lekatnya nama Nyai Roro Kidul dengan tradisi khas nelayan di pesisir selatan Jawa. Bagi kami, Nyai Roro Kidul merupakan manifestasi dari nur (cahaya) Tuhan yang menjaga keseimbangan di laut selatan. Sesaji yang dilarung hanyalah sebagai ungkapan syukur kami atas berkah laut yang selama satu tahun kemarin telah diberikan kepada kaum nelayan


 SAYANG warisan (AGAMA) BUDAYA leluhur DI ANGGAP MUSYRIK OLEH AGAMA PENDATANG (MAYORITAS agama sekarang)

3 komentar:

  1. Ini bukan agama tapi Budaya jadi harus dibedakan agar tidak jadi salah persepsi ...

    BalasHapus
    Balasan
    1. yuuupppp...bnr mas.....semua kan udah tercatat nuw....

      Hapus

Thank You Comments .............